Entri Populer

Selasa, 16 Oktober 2012


MATERI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN  SMA  KELAS XI
A.  Atletik
  1. Lari sambung II

Pada semester I telah dijelaskan mengenai lari sambung  terutama penerimaan tongkat estafet dengan cara tidak menoleh ke belakang  (non visual). Cara visual dan non visual  hampir sama perbedaannya terutama pada nama dan cara penyerahan tongkat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nomor lari estafet adalah sebagai berikut :
a). Bagi penerima tongkat estafet :
  • Tentukan tanda-tanda setepat-tepatnya sesuai hasil latihan
  • Lakukanlah start tepat pada waktu pemberi sampai pada tanda, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat.
  • Lakukanlah start secepat-cepatnya agar segera dapat mencapai kecepatan tertinggi.
  • Waktu tangan ke belakang, tangan jangan goyang / bergerak.
  • Pabila terlalu awal melakukan start dan setelah kira-kira 10 meter belum terkejar, hendaknya kecepatan larinya dikurangi sedikit sehingga dapat menerima tongkat sebelum melewati batas daerah pertukaran tongkat. Jangan mengurangi kecepatan secara mendadak apalagi berhenti.
  • Agar tidak melewati batas daerah pertukaran tongkat , hendaknya start dilakukan 10 meter sebelum garis batas permulaan pergantian.
b). Bagi pemberi tongkat estafet.
  • Jangan sampai terjadi kegagalan dalam pemberian tongkat
  • Apabila penerima tongkat terlalu cepat terkejar, usahakan jangan sampai menabraknya, tetapi larilah di samping penerima dan jangan tergesa – gesa memberikan tongkat sebelum penerima siap menerima tongkat dengan baik.
  • Jangan melepaskan tongkat dan mengurangai kecepatan sebelum yakin tongkat itu telah diterima. Larilah terus dengan mengurangi kecepatan sedikit demi sedikitdi lintasannya sendiri agar jangan mengganggu pelari regu lain.
Cara menentukan urutan pelari :
a). Pelari pertama
  • Pelari yang punya kemampuan start baik dan pelari di tikungan yang baik.
  • Pelari dengan kemampuan kecepatan yang tinggi, tetapi daya tahannya kurang apabila dibandingkan pelari lain.
b). Pelari kedua
  • Pelari yang terampil dan bertanggung jawab sebab pelari ini mempunyai tugas ganda , yaitu sebagai penerima dan pemberi tongkat .
  • Pelari dengan kemampuan daya tahan yang baik karena harus menempuh jarak 120-130 meter .
  • Kemampuan lari di tikungan kurang .
c).  Pelari ke tiga
  • Kemampuan lari di tikungan baik. Larinya sama dengan pelari ke dua.
d). Pelari ke empat
  • Pelari yang tercepat
  • Pelari yang mempunyai semangat tinggi karena sebagai penentu kalah/menang regunya.
Kesalahan dalam pergantian tongkat ( lari 4 x 100 meter ):
Bagi penerima :
  • Start yang terlambat sehingga cepat terkejar oleh pelari di belakangnya sebelum mencapai kecepatan maksimal.
  • Terlalu cepat melakukan start sehingga tidak terkejar oleh pemberi tongkat, atau terpaksa harus mengurangi kecepatannya.
  • Larinya terlalu ke tengah sehingga mengganggu larinya pemberi tongkat.
  • Waktu mengulurkan tangan ke belakang tangan dalam keadaan goyang sehingga sukar menerima tongkat. Ini dapat menginjak kaki penerima.
Bagi pemberi :
  • Kurang berhati-hati dalam memberikan tongkat sehingga gagal dalam pemberian, atau  tongkat jatuh. Ini merupakan tanggung jawab dari pemberi tongkat.
  • Waktu memberikan tongkat , pelari berada di belakang penerima bukan di sampingnya sehingga dapat menginjak kaki penerima.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Pihak penerima :
  • Pasanglah tanda-tanda setepat-tepatnya menurut hasil latihan
  • Lakukanlah start tepat pada waktu pemberi sampai pada tanda, jangan terlambat atau terlalu awal
  • Lakukan start secepat-cepatnya agar segera dapat mencapai kecepatan tinggi.
  • Waktu mengulurkan tangan ke belakang, tangan jangan goyang.
  • Jika terlalu awal melakukan start dan setelah kira-kira 10 meter belum terkejar, kendorkan sedikit larinya agar sedikit mengurangi kecepatan secara mendadak atau berhenti.
  • Untuk menghindarkan bahaya pergantian tongkat melewati batas, manfaatkan start dari tempat 10 meter sebelum garis batas permulaan pergantian.
Pihak pemberi :
  • Jangan sampai gagal dalam memberikan tongkat
  • Kalau penerima tongkat terlalu cepat terkejar, usahakan agar jangan sampai menumbuknya. Tongkat jangan tergesa-gesa diberikan. Larilah dulu di samping penerima, sampai penerima siap untuk menerima tongkat dengan baik.
  • Jangan melepaskan tongkat dan mengurangi kecepatan sebelum yakin benar-benar tongkat telah diterima. Larilah terus dengan mengurangi kecepatan sedikit demi sedikit di lintasannya sendiri agar tidak mengganggu regu lain.
  1. Lempar lembing
Pada nomor lempar lembing gerakan-gerakan yang harus diperhatikan adalah awalan, lemparan dan keseimbangan setelah melempar lembing.
Peraturan lomba :
a). Alat lembing
Lembing terdiri dari tiga bagian, yaitu mata lembing (kepala), badan lembing, dan tali pegangan lembing. Badan lembing terdiri dari metal dan mata lembing yang lancip terpasang di ujung depan yang tajam. Berat lembing untuk putra 800 gram dan untuk putri 600 gram. Panjang lembing putra 2,60-2,70 m dan panjang lembing untuk putri 2,20-2,30 meter.
b). Lintasan lemparan
Lintasan awal  harus dibatasi garis 5cm.  Panjang lintasan minimal 30 meter dan maksimal 36,5 meter.
c). Sektor lemparan
Sektor lemparan dibentuk oleh dua garis, dibuat dari titik pusat lengkung lemparan dengan sudut 29 derajat, memotong kedua ujung lengkung lemparan, dan tebal garis sektor  5 cm.
Cara memegang lembing
Ditengah-tengah lembing terdapat lilitan tali. Lilitan tersebut merupakan tempat memegang lembing. Lembing tersebut diletakkan pada telapak tangan yang ujungnya hampir merupakan garis lurus dengan lengan yang dipergunakan untuk memegang lembing itu. Kemudian ibu jari dan telunjuk / garis tengah, bersatu pada akhir lilitan tali dengan erat , sedangkan jari-jari yang lain lemas berada pada lilitan tali itu.
PRAKTIK DI LAPANGAN
Cara melempar lembing :
PRAKTIK DI LAPANGAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam lempar lembing adalah :
  • Lembing harus dipegang tepat pada pegangan
  • Peganglah lembing memanjang arah tangan
  • Lebarkan langkah terakhir dan tambahkan demi sedikit pembengkokan kaki kanan
  • Larilah lurus pada saat melakukan lari awalan
  • Luruskan lengan pelempar dan telapak tangan pelempar selalu paling atas
  • Usahakan kaki kiri jatuh ke depan dan tarik/seretlah ini.
  • Selalu letakkan berat badan pada kaki belakang
  • Lemparan yang sah ditandai dengan mata lembing yang menancap atau menggores tanah.
  • Lemparan tidak sah apabila sewaktu melempar menyentuh lengkung lemparan atau garis 1,5 meter atau menyentuh tanah di luar lengkung lemparan
  • Lemparan harus dibuat lewat diatas bahu
  • Jumlah lemparan yang diperoleh adalah sama seperti pada tolak peluru dan lempar cakram

B. Senam alat

Dalam perlombaan senam alat , nomor-nomor yang sering dilombakan adalah :
Senam alat  untuk putra :
1)    Senam lantai ( floor exercise )
2)    Kuda-kuda pelana ( pommel horse )
3)    Gelang-gelang ( ring )
4)    Kuda-kuda lompat ( vaulting Horse )
5)    Palang sejajar( parallel bars )
6)    Palang tunggal ( horizontal )
Senam alat untuk putri :
1)    Kuda-kuda lompat (vaulting horse )
2)    Palang bertingkat ( uneven bars )
3)    Balok titian ( balance beam )
4)    Senam lantai ( floor exercise )
  1. 1. Latihan teknik loncat kangkang diatas peti lompat
PRAKTIK DI BANGSAL
  1. 2. Latihan teknik loncat jongkok diatas peti lompat
PRAKTIK DI BANGSAL
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pesenam :
  • Pastikan kedua kaki mendarat di atas titik tumpu yang akan memberikan dorongan paling kuat dengan menggunakan ujung telapak kaki.
  • Pada waktu mendarat di atas peti tubuh lurus dan tidak condong ke depan
  • Untuk dapat meloncat dengan benar, selain dilakukan berulang-ulang, juga diperhitungkan langkah kaki sehingga kedua kaki dapat menolak diatas titik tumpu dengan tepat.

C. Permainan

  1. 1. Sepak bola IV
a). Latihan teknik mengoper dan menembak bola ke arah gawang serta praktik mewasiti
PRAKTIK DI LAPANGAN
b). Bermain dengan penekanan pada pola pertahanan dan penyerangan.
PRAKTIK DI LAPANGAN
c). Praktik mewasiti
Beberapa bentuk pelanggaran yang harus diwaspadai oleh seorang wasit adalah sebagai berikut :
  • Menyepak atau mencoba menyepak lawan
  • Menjegal lawan yaitu menjatuhkan atau mencoba menjatuhkan dengan mempergunakan kaki atau dengan membungkukkan badan ke depan atau kebelakangnya.
  • Melompat pada seorang lawan
  • Menyerang lawan dari belakang, kecuali jika ia menghalang-halangi.
  • Menyerang lawan secara kasar atau berbahaya
  • Memukul atau mencoba memukul seorang lawan
  • Memegang lawan
  • Mendorong lawan
  • Memegang dengan cara membawa , memukul atau mendorong bola dengan tangan atau lengan ( tidak berlaku bagi penjaga gawang di daerah tendangan hukuman sendiri)
Hukuman yang diberikan dari pelanggaran – pelanggaran tersebut adalah tendangan bebas langsung yang dilakukan oleh pihak lawan dari tempat pelanggaran terjadi. Jika pelanggaran dilakukan di daerah tendangan hukuman , maka hukumannya adalah tendangan penati.
Seorang pemain akan dihukum bila melakukan salah satu dari lima pelanggaran berikut :
  • Permainan oleh wasit dianggap berbahaya
  • Menghalang-halangi seorang pemain
  • Menyerang dengan jujur, yaitu dengan bahu, tetapi bola tidak dalam jarak permainannya.
  • Menyerang penjaga gawang, kecuali jika ia :
1). Sedang memegang bola
2). Menghalang-halangi seorang lawan, dan
3). Melintas keluar dari daerah gawangnya
  • Penjaga gawang dengan sengaja memainkan bola untuk memerlambat permainan dengan maksud mengulur-ulur waktu.
2. Bola voli III
a). Latihan teknis servis atas mengambang  (floating)
Untuk melakukan service atas harus mempunyai beberapa unsur  yaitu :
  • o Penempatan posisi kedua kaki
  • o Saat melambungkan bola keatas
  • o Saat memukul bola
  • o Perkenaan bola pada tangan
  • o Setelah melakukan pukulan service
Teknik service atas dengan melompat / mengambang adalah sebagai berikut :
  • Tempatkan kedua kaki seperti saat akan melakukan service atas
  • Lambungkan bola keatas dan ke depan, sambil bersiap-siap untuk melakukan lompatan
  • Saat bola akan turun, usahakan untuk melakukan gerakan meloncat keatas kearah bola yang akan turun
  • Usahakan perkenaan bola cepat dengan jangkauan lengan dan gerakan pergelangan tangan aktif supaya bola berjalan top spin
  • Setelah melakukan pukulan dan saat  ke dua kaki mendarat si pemukul langsung menempatkan dirinya ke lapangan permainan
b). Latihan teknik membendung bola ( blocking ) perorangan
Yang dimaksud block yaitu membendung / meredam pukulan smesh diatas net. Dalam bola voli dikenal beberapa macam block yaitu :
  • Block tunggal
  • Bock dua orang, dan
  • Block tiga orang
Namun yang perlu dikuasai dan menjadi dasar dari semua block diatas ialah block tunggal/seorang.
Tahap-tahap atau cara melakukan block dibagi atas empat tahap yaitu : posisi awal, take off / meloncat, kontak dengan bola, dan mendarat.
PRAKTIK DI LAPANGAN
Beberapa ksalahan dalam block :
  • Jauh dari net sikap berdiri dalam persiapan untuk membendung / blocking
  • Salah timing meloncat dan gerakan lengan
  • Loncatan ke arah depan atas sehingga menyentuh net
  • Saat mendarat tidak mengeper / lentuk
  • Langkah kesamping salah dan sering menginjak kaki teman pembendung sendiri.
  • Jarak antara kedua tangan terlalu lebar, sehingga bola dapat menerobos diantara kedua tangan tersebut.
c). Bermain dengan menekankan pada pola pertahanan dan praktik mewasiti
Macam-macam pola pertahanan terhadap service lawan yaitu :
  • Sistim 2-4, artinya 4 orang pemain bertugas untuk menerima service,sedangkan 2 orang pemain lainnya siap untuk mengumpan dan smesh.
  • Sistim 1-5, artinya 5 orang pemain bertugas untuk menerima service,sedangkan 1 orang pemain lainnya siap untuk mengumpan agar smash.dapat dilakukan.
Taktik pertahanan mencakup masalah-masalah :
v  Pertahanan terhadap service
v  Pertahanan menghadpi smash, placing, dink, dan lain-lain.
v  Pertahanan bola dari pantulan block lawan ( cover of smash near the net )
d). Praktik mewasiti
Tugas utama seorang wasit dalam bolavoli adalah memimpin pertandingan agar dapat berlangsung dengan lancar dan tidak ada gangguan apapun.
Pedoman seorang wasit dalam memimpin pertandingan antara lain sebagai berikut :
  • Berpedoman pada peraturan yang baku dan telah ditetapkan oleh PBVSI.
  • Wasit berusaha mengamati pertandingan yang dipimpinnya sedekat mungkin ( pandangan cukup jelas dan mudah untuk dilihat) sehingga pertandingan mudah untuk diamati dan dikuasai
  • Harus tegas dalam mengambil keputusan, bersikap adil dan obyektif.
  • Putusan wasit tidak boleh berdasarkan perkiraan, ramalan atau prasangka, tetapi harus benar—benar melihat kejadian yang sebenarnya atau yang nyata pada saat memberikan keputusan sehingga pemain merasa puas dengan keputusan itu.
3. Bola basket III
a). Latihan teknik menggiring bola dilanjutkan dengan lay-up.
PRAKTIK DI LAPANGAN
b). Latihan teknik menangkap bola dilanjutkan dengan lay up
PRAKTIK DI LAPANGAN
Beberapa kesalahan  yang sering terjadi :
v  Langkah pertama terlalu tinggi
v  Menerima bola tidak dalam keadaan sikap melayang
v  Pada saat melepaskan bola dengan kekuatan besar, ini mungkin disebabkan karena pada waktu melepaskan bola tidak pada saat berhenti di udara dan atau lengan tidak diluruskan, sehingga memungkinkan timbulnya kuat yang lebih besar.
v  Pada saat-saat melayang kaki tidak lemas menggantung, tetapi aktif digerakkan
c). Bermain bola basket dengan pola penyerangan dan pertahanan daerah.
Pola penyerangan
Konsep sistim penyerangan modern dalam bola basket secara umum dilakukan untuk menghadapi berbagai jenis sistim pertahanan.
Pola penyerangan dapat dikelompokkan menjadi :
  • Pola penyerangan terhadap man to man defensive
  • Pola penyerangan terhadap zone defensive
  • Pola penyerangan terhadap press defensive
  • Pola penyerangan  kilat fast break
  • Pola penyerangan  dari out off bound
  • Pola penyerangan  dari bola loncat
  • Pola penyerangan  dari tembakan hukuman
Dasar-dasar pokok pola penyerangan antara lain :
v  Ada seorang pengatur serangan
v  Ada seorang pengaman
v  Ada seorang/beberapa penembak, baik yang bersamaan ataupun bergelombang
v  Ada pengumpan
v  Ada seorang perayah ( rebounder) bila tembakan gagal
Macam-macam pola penyerangan (patern play) :
  • Revers action
Polapenyerangan ini dinamakan pola penyerangan 2-3 karena terdapat 2 pemain di depan dan 3 pemain di belakang. Pola ini biasanya untuk dilakukan untuk melawan man to man.
  • Diamond
Para pemain dalam menyusun serangannya membentuk pola diamond
  • Suffle Offence
  • Outman
PRAKTIK DI LAPANGAN
Pola pertahanan
Sistim pertahanan dalam bola basket pada pokoknya dibagi dua :
1).  Sistim pertahanan seorang lawan seorang (man to man defensive)
2).  Sistim pertahanan daerah/wilayah (zone defensive)
PRAKTIK DI LAPANGAN
Keuntungan pertahanan daerah adalah sebagai berikut :
v  Sangat baik untuk melawan regu yang lemah dalam olah bola
v  Sangat baik untuk melawan regu yang menggunakan penyerangan berpola
v  Mematikan penyerangan penembak dengan menerobos
v  Menghindari kesalahan perorangan
v  Sangat baik untuk melawan penyerangan dengan menggunakan pemain penggiring yang mahir
v  Sangat baik untuk melawan pemotong-pemotong yang mahir
Kelemahan pertahanan daerah :
v  Bila lawan menggunakan serangan kilat
v  Bila lawan mahir oper mengoper dengan cepat
v  Bila lawan menembak dari jarak jauh dengan tepat / mahir
v  Perhatian tiap pemain terpecah terhadap dua pemain lawan atau lebih
v  Ada daerah-daerah lemah ( tidak terjaga )
d). Praktik mewasiti
Pedoman dalam mewasiti pertandingan bola basket adalah sebagai berikut:
(1)  Apabila terjadi pelanggaran
Tiup peluit sambil mengangkat tangan dengan telapak tangan terbuka, beri tanda pelanggaran ( 3 detik, bola keluar, pelanggaran dalam menggiring bola balik, dan lain-lain) dan tunjukkan ke arah mana bola harus dilempar.
(2)  Apabila terjadi lemparan ke dalam, setelah bola dikuasai oleh pelempar, wasit yang terdekat harus mengacungkan tangan ke atas dengan telapak tangan terbuka dan diturunkan setelah bola disentuh oleh salah seorang pemain yang ada di dalam lapangan permainan.
(3)  Apabila terjadi kesalahan, wasit yang melihat kejadian segera meniup peluit. Sambil mengangkat tangan dengan mengepal dan menunjuk pemain yang melakukan kesalahan. Kemudian wasit menunjukkan  ke petugas meja   nomor dada pemain yang melakukan kesalahan, peristiwa apa yang dilakukan ( mendorong, memegang dengan sengaja atau mem – block ) , lalu wasit memberi tanda lemparan samping , tembakan satu kali, dua kali, atau tiga untuk dua.
(4)  Selalu menempati kedudukan sebagai pemandu atau penyerta . Tiap terjadi kesalahan dan bola loncat harus berpindah tempat. Aturlah selalu agar perpindahan antara pemandu dan penyerta berjalan lancar. Binalah kerjasama antara kedua wasit. Dalam bertugas  di lapangan keduanya harus saling mendukung.
(5)  Setelah kedudukan sebagai penyerta berjalan lancar , usahakan selalu bergerak untuk memperoleh tempat pengamatan yang tepat dan memelihara konsentrasi.
(6)  Wasit penyerta mempunyai tugas dan tanggung jawab khusus mengamati persinggungan pemain antara pinggang ke atas dan pengamatan bola masuk. Apabila bola masuk wasit penyerta harus memberi tanda kepada petugas meja dengan mengacungkan dua jari ke atas dan digerakkan ke bawah.
PRAKTIK DI LAPANGAN
Peraturan permainan :
(1)   Waktu permainan
v  Waktu permainan 2 x 20 menit ( waktu bersih ). Diantara  dua babak ada istirahat 10 menit. Bila terjadi angka sama ada babak tambahan 5 menit. Diantara babak tambahan satu dan dua ada waktu istirahat 2 menit, sampai ada selisih poin dan pertandingan dinyatakan selesai.
(2)   Bola loncat
v  Bola loncat diadakan tiap awal pertandingan, dengan cara dua orang pemain dari masing-masing regu harus berdiri di tengah lingkaran dengan salah satu kaki dekat pada garis tengah lingkaran , wasit masuk ke dalam lingkaran dan melambungkan bola ke atas lebih tinggi dari loncatan kedua pelompat.
(3)   Terjadinya angka
v  Bila bola hidup masuk basket lewat atas dan eluruhnya bersarang atau jatuh lewat basket. Angka tembakan lapangan bernilai 2, angka dari tembakan hukuman bernilai 1 dan angka dari tembakan dari luar lingkaran bernilai 3. Gangguan bola pada tembakan lapangan sesudah bola itu turun dari titik tingginya atau bola sedang diatas basket tidak diperkenankan, bila gangguan oleh pemain penahan dianggap terjadi angka bila oleh pemain penyerang lemparan ke dalam untuk regu penahan.
(4)   Bola dalam permainan
v  Wasit telah mengambil posisinya dalam bola loncat
v  Wasit telah mengambil posisinya dalam pelaksanaan tembakan hukuman
v  Bola telah dikuasai oleh pelempar lemparan ke dalam
(5)   Bola hidup
v  Pada waktu bola loncat , bila bola telah mencapai titik tinggi dan disentuh oleh salah seorang pemain peloncat
v  Pada waktu tembakan hukuman, bila bola telah dikuasai oleh penembak
v  Pada waktu lemparan ke dalam, bila bola telah dikuasai oleh pelempar lemparan kedalam
(6)   Bola mati
v  Saat terjadi angka
v  Terjadi pelanggaran
v  Terjadi kesalahan
v  Terjadi bola pegang atau tersangkut pada penopang
v  Tembakan hukuman tidak masuk tanpa menyentuh basket
v  Ada peluit wasit yang dibunyikan
v  Terjadi pelanggaran 30 detik
v  Berakhirnya babak permainan
v  Jam mati ( penghentian jam )
(7)   Jam mati ( penghentian jam ). Jam dimatikan bila wasit menyatakan :
v  Pelanggaran
v  Kesalahan
v  Bola pegang
v  Penundaan luar biasa
v  Kecelakaan perintah wasit
v  Pelanggaran 30 detik
(8)   Jam mati yang dibebankan
v  Pelatih berhak meminta penghentian jam ( time out ) 2 kali untuk tiap babak dan 1 kali dalam tiap babak tambahan. Penghentian waktu yang dibebankan ini selama 1 menit.
(9)   Jam hidup ( time in )
v  Pada waktu bola loncat setelah bola mencapai titik tinggi dan disentuh oleh peloncat.
v  Pada waktu tembakan hukuman, bila bola disentuh oleh salah seorang pemain setelah bola itu memantul dari papan atau basket.
v  Pada waktu lemparan ke dalam, bila bola tersentuh oleh salah seorang pemain yang ada di lapangan permainan
(10)Pelanggaran ( violation )
v  Penyimpangan terhadap peraturan permainan, hukuman untuk tiap pelanggaran ini adalah lemparan ke dalam dari samping lapangan untuk lawan
(11)Melangkah dengan menguasai bola
Seorang pemain boleh melangkah ke segala arah dengan ketentuan:
v  Bila saat menerima bola dalam keadaan diam  ( berdiri dengan kedua kaki di lantai ), pemain tersebut boleh melangkahkan kaki dengan bergerak menerobos (pivot ) dengan salah satu kakinya.
D. Pendidikan kesehatan
1. Usaha kesehatan pribadi
Sehat adalah sejahtera jasmani, social, rohani, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.
Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri.
Usaha itu mencakup :
  • o Memelihara kebersihan badan, pakaian rumah dan lingkungan
  • o Makanan yang sehat, bersih, bebas dari penyakit dan cukup kualitas dan kuantitas.
  • o Cara hidup yang teratur (makan, istirahat, tidur dan bekerja).
  • o Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesempatan jasmani, mengadakan vaksinasi, dan olahraga teratur.
  • o Pemeriksaan kesehatan yang teratur.
Sedangkan usaha untuk menghindari terjadinya penyakit , antara lain :
q Menghindari pergaulan yang tidak baik , selalu berpikir dan berbuat baik . Membiasakan diri untuk mematuhi aturan-aturan kesehatan.
q Meningkatkan taraf kecerdasan rohaniah dan patuh terhadap aturan agama.
q Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat , adanya sumberair bersih, adanya kakus yang sehat, adanya tempat pembuangan sampah dan air limbah yang baik, dan adanya perlengkapan PPPK untuk menanggulangi kecelakaan atau sakit mendadak.
q Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
a). Penyakit
Penyebab penyakit :
(1)  Eksogen yaitu penyebab penyakit yang terdapat di luar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat:
q  Nyata dan hidup = bibit penyakit : bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing, dll.
q  Nyata tak hidup = zat kimia (racun, asam/alkali kuat, logam) dan trauma/ruda paksa ( kena arus listrik,terpukul/tertabrak, terbakar dll). Dan  kekurangan zat makanan/kelaparan.
q  Abstrak : kemiskinan sifat asosial, antisosial, serta kejiwaan ( kesusahan,rasa cemas, takut).
(2)  Endogen yaitu kompleksitas sifat seseorang  yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu :
q  Habitus ( perawakan ) : perawakan yang tinggi kurus dan berdada sempit memudahkan seseorang terserang penyakit batuk,TBC.
q  Penyakit-penyakit turunan : asma, buta warna.
q  Faktor usia : daya tahan seorang anak dari bayi sampai dewasa / tua yang berbeda-beda
b. Manusia
Ini tergantung daya tahan tubuh seseorang. Maka daya tahan tubuh ini dapat dipertinggi dengan :
(1)   Makanan yang sehat, cukup kualitas dan kuantitas.
(2)   Vaksinasi untuk mencegah bibit penyakit yang masuk
(3)   Pemeliharaan dan pembinaan kesehatan jasmani : olahraga teratur dan terukur serta konsisten.
(4)   Cara hidup teratur : seimbang antara istirahat, kerja, rekreasi yang tepat waktunya.
(5)   Menambah ilmu pengetahuan
(6)   Patuh pada ajaran agama.
c. Lingkungan
Yaitu segala sesuatu yang berada, baik benda maupun keadaan yang berada di sekitar manusia yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dalam masyarakat.
(1)  Lingkungan biologi
Yang merugikan :
q  Bibit penyakit : bakteri, virus, dll.
q  Binatang penyebar penyakit : cacing lalat, tikus, dll.
q  Organisme-organisme berupa hama tanaman atau pembunuh ternak.
Yang bermanfaat :
q  Tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber bahan makanan.
q  Organisme pembuat antibiotika atau sebagai bahan obat.
(2)  Lingkungan fisik
Yaitu udara, sinar matahari, tanah, air, perumahan, sampah.
Yang bermanfaat :
q  Udara bersih
q  Tanah subur
q  Makanan, pakaian dan perumahan yang sehat.
Yang merugikan :
q  Udara tercemar
q  Iklim yang buruk
q  Tanah yang tandus
q  Air rumah tangga yang buruk
q  Perumahan yang tidak sehat
q  Pembuangan sampah yang tidak teratur
(3)  Lingkungan ekonomi :
Yang menguntungkan :
q  Kemakmuran yang merata
Yang merugikan :
q  Kemiskinan
q  Kekurangan makan yang bisa menyebabkan penyakit busung lapar pada orang dewasa, kwashiorkor (kekurangan protein, kalori, malnutrition) pada anak-anak dan kekurangan vitamin (xeropthalmi, scorbutdan beri-beri).
(4)  Lingkungan mental social.
Yang merugikan :sifat asosial, egoisme yang tinggi.
Yang menguntungkan : sifat gotong royong, patuh hukum serta sifat berperikemanusiaan.
Usaha-usaha kesehatan :
a). Terhadap factor penyakit :
q Memberantas sumber penularan penyakit baik dengan mengobati maupun mencegahnya.
q Mencegah terjadinya kecelakaan, baik di tempat umum maupun di tempat kerja
q Meningkatkan taraf hidup rakyat sehingga mereka dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.
q Mencegah terjadinya penyakit turunan yang disebabkan oleh factor endogen.
b). Terhadap factor manusia
Mempertinggi daya tahan tubuh manusia dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan.
c). Terhadap factor lingkungan
Mengubah atau mempengaruhi lingkungan hidup, sehingga factor-faktor yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia.
3.  Usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Menurut WHO ( World Health Organization) usaha kesehatan yang pokok adalah sebagai berikut :
a)    Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
b)    Kesejahteraan ibu dan anak
c)    Hygiene dan sanitasi lingkungan
d)    Pendidikan kesehatan pada masyarakat
e)    Pengumpulan data-data untuk perencanaan dan penelitian
f)     Perawatan kesehatan masyarakat
g)    Pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan
Sedangkan menurut Dep. Kesehatan Republik Indonesia sebagai berikut :
1)  Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2)  Kesejahteraan ibu dan anak
3)  Hygiene dan sanitasi lingkungan
4)  Usaha kesehatan sekolah
5)  Usaha kesehatan gigi
6)  Usaha kesehatan mata
7)  Usaha kesehatan jiwa
8)  Pendidikan kesejahteraan pada masyarakat
9)  Usaha gizi
10) Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
11) Perawatan kesehatan masyarakat
12) Keluarga berencana
13) Rehabilitasi
14) Usaha-usaha farmasi
15) Laboratorium
16) Statistik kesehatan
17) Administrasi usaha kesehatan masyarakat
MATERI PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN  SMA  KELAS XI
A.  Atletik
1. Lempar cakram
Berat cakram untuk pelajar putri 1 kg dan untuk pelajar putra 2 kg. Garis tengah  219-221 mm bagi pria dan 180-182 mm untuk wanita. Untuk pelemparnya makin tinggi dan besar orangnya makin baik termasuk juga lengannya, semakin panjang juga semakin baik, selain diperlukan pula kekuatan, keterampilan, dan kecepatan yang harus dimiliki. Kelangsungan gerak pada lempar cakram dapat dibagi lima bagian yaitu : persiapan awalan, awalan berputar, lemparan dan lepasnya cakram, memelihara keseimbangan dan keluar dari lingkaran.
  1. Cara memegang cakram
Bagi atlet yang jari-jarinya panjang dan besar dapat diletakkan pada ruas jari paling ujung. Jari-jari tangan terbuka dengan jarak yang hampir sama, kecuali ibu jari. Cakram melekat pada telapak tangan, pada titik berat dari cakram atau sedikit di belakangnya. Bagi siswa yang jari-jarinya tidak terlalu panjang, maka telapak tangan tidak menyentuh pada dinding cakram.
  1. Cara melempar cakram
Gaya yang sering dipakai ialah gaya putaran. Gaya ini, pelempar berada pada posisi membelakangi arah lemparan, sedangkan cara melemparkan cakram adalah suatu gerak atau bandul. Dari sikap berdiri dengan berat badan diatas kaki kanan, kaki kanan memulai gerakan mendorong terhadap kaki kiri yang kokoh. Lengan kiri berada di belakang, memberikan kesempatan pinggang berada di depan bahu, badan terus berputar dan akhirnya lengan tangan kanan berayun dalam lingkaran yang luas, yang pada saat yang sama bergerak sedikit semakin keatas.
  1. Peraturan umum
Pelempar diperbolehkan menyentuh permukaan (bagian) dalam lingkaran besi, tetapi dilarang menginjak diatasnya atau menyentuh bagian luar dari lingkaran dengan bagian tubuh manapun, disaat suatu lemparan sedang berlangsung. Pelempar tak boleh meninggalkan lingkaran sebelum cakram jatuh ke tanah dan dia harus meninggalkan setengah lingkaran lemparan yang belakang. Batas giliran lempar seorang pelempar adalah 1,25 menit. Bila ada lebih dari 8 peserta, masing-masing berhak/diberi 3 kali kesempatan melempar, dan peserta terbaik 8 orang diberikan lagi melempar 3 kali lagi. Bila peserta kurang dari 8 orang, masing-masing peserta diberi hak melempar 6 kali.
PRAKTIK DI LAPANGAN
2.  Lompat jangkit.
Lompat jangkit juga disebut lompat tiga. Lompatan terdiri dari jengkek, langkah dan lompat. Atau triple jump ( hop, step, jump ).
  1. Latihan irama jingkat, langkah, lompat
Sama seperti pada latihan lompat jauh, yang perlu diperhatikan pada latihan lompat jangkit adalah awalan, tolakan, sikap di udara , dan sikap badan waktu mendarat.
Latihan irama jingkat.
Lompatan pertama adalah sebuah jingkat (hop) dengan pendaratan oleh kaki penolak yang sama ( kaki tolak harus dibengkokkan pada waktu fase melayang). Tahap ini merupakan gerak parabola terendah dari ketiga tolakan.
Latihan irama langkah.
Latihan lompatan kedua adalah dari satu kaki mendarat pada kaki ayun lain, mirip seperti langkah lari yang dilebarkan dengan kaki ayun lebih tinggi dan lebih dibengkokkan, kaki tolak juga dibengkokan selama melayang. Tahap ini merupakan parabola yang tertinggi dan terpendek. Tahap akhir adalah panjang dan biasanya berupa berupa satu setengah langkah. Pada lompatan pertama lengan digerakkan secara terkoordinasi dengan gerak kaki, seperti pada lompat jauh. Keduanya bergerak persis sama pada fase akhir, tetapi keduanya dipakai dalam gerak gabungan pada lompat kedua.
Latihan irama lompat.
Lompatan ketiga ini dilakukan setelah kaki yang dilangkahkan jatuh kemudian melompat sejauh-jauhnya dan mendarat dengan dua kaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar