Entri Populer

Rabu, 17 Oktober 2012

Pendidikan Agama Islam :IMAN KEPADA RASUL

 IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH
Umat Islam selain beriman kepada Allah juga dianjurkan beriman kepada para utusan-Nya. Tidak bisa dikatakan beriman kepada allah dengan baik bila mengingkari para  utusan-Nya serta ajaran yang dibawa.
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Berikut ini disampaikan tentang iman kepada utusan-utusan Allah.
  1. Pengertian Iman kepada Rasul-rasul Allah
    1. Iman merupakan masdar atau kata kerja yang dapat diartikan sebagai percaya, setia, melindungi dan menempatkan sesuatu tempat yang aman.
    2. Iman menurut hadist Iman Bukhari, Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kebangkitan serta qada serta qodar-Nya.
    3. Iman menurut al-quran merupakan kunci pokok dalam membentuk keislaman seseorang.
    4. Iman kepada rasul-rasul Allah secara garis besar adalah mempercayai dan menyakini sepenuhnya semua apa yang diceritakan Allah tentang para rasul, baik yang diketahui namanya maupun yang tidak diketahui.
    5. Iman kepada rasul-rasul Allah secara rinci adalah meyakini keberadaan rasul yang diketahui kerasulannya melalui wahyu, meyakini satu persatu secara rinci, tidak boleh meyakini risalah satu dan mengingkari yang lain.
Perintah beriman kepada rasul Allah terdapat dalam surah An-Nisa ayat 135 dan An-Nisa ayat 150-151 yang intinya bahwa iman kepada nabi dan rasul merupakan rukun iman yang ke empat yang berarti kita percaya bahwa rasul itu utusan Allah kepada seluruh manusia serta kita disuruh mengimani kerasulannya menerima seluruh ajaran yang disampaikan.
Allah mengutus para rasul kepada manusia agar mereka beriman kepada Allah SWT. Para rasul memberi kabar gembira kepada orang yang membenarkan risalahnya bahwa mereka akan dimasukkan kedalam surga yang penuh kenikmatan dan kesenangan. Dan sebaliknya.
Para rasul dipilih oleh Allah SWT dengan tugas-tugasnya, yaitu :
  1. Menyampaikan, seorang rasul mempunyai tugas menyampaikan firman Allah SWT yang dengan hal itu manusia akan tahu akan tugas dan kewajibannya terhadap Sang  Haliq. (Al Anbiya’: 25)
  2. Mendidik dan membimbing, rasul mempunyai tugas untuk mendidik dan membimbing manusia dalam memperbaiki jiwa dan membersihkannya serta membebaskan dari hawa nafsu dan sifat tercela. (Al-Jumuah: 2)
Setiap rasul Allah juga mempunyai tugas yang sama, yaitu :
  1. Menyatukan itikad dan keyakinan umatnya, yaitu bahwa Allah adalah zat yang Maha Esa.
  2. Memberi batas bagi umatnya tentang hal-hal yang dilarang dan yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT.
  3. Memberi pedoman kepada umatnya agar mereka menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama, seperti berlaku benar, terpercaya, menepati janji, sopan kepada sesama, santun kepada yang lemah, dll.
  4. Menjelaskan kepada umantnya apa saja yang dapat membawa mereka kepada keridaan Allah, dan apa saja yang dapat membawa mereka kepada kemurkaan-Nya.
  5. Mengajarkan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan Allah SWT.
Makna beriman kepada Allah adalah pengakuan hati dan lisan terhadap kebenaran rasul sebagai utusan Allah, serta kesediaan melaksanakan seluruh konsekuensi dari pengakuan yang telah ada diucapkannya seperti :
  1. Mengimani dan membenarkan
Mengimani rasul merupakan suatu bagian dari kewajiban hakiki bagi seorang muslim, karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.
  1. Taat dan patuh
Taat dan patuh adalah suatu keharusan bagi manusia yang telah mengikrarkannya. Ketaatan pasa rasul sungguh merupakan perwujudan ketaatan kepada Allah sehingga apabila rasul telah menetapkan hukum atas sebuah perkara maka tidak ada pilihan lain kecuali taat dengan sepenuh hati.
  1. Menjadikan suri tauladan
Keteladanan akan membawa bentuk dan warna dalam kepribadian kita. Tidak ada jalan lain kecuali menjadikan rasul sebagai teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keteladanan ini mencakup semua aspek kehidupan, bukan hanya hubungan antara manusia dengan Allah tapi  juga hubungan antara sesama manusia. Firman Allah dalam surah Al Ahzab: 21
  1. Mencintai rasul dan apa yang dicintai rasul
Yang dapat diwujudkan dengan mengerjakan dan menghidupkan sunah-sunah Rasullullah serta meluruskan risalah yang diembannya. Kecintaan para rasul ini melebihi cintanya kepada sesuatu. Sebagaimana sabdah beliau : tidak beriman dengan sempurna seseorang diantara kamu kecuali saya lebih cintai dari diri sendiri, orang tua, dan seluruh manusia.
  1. B. Mengenal Nabi dan Rasul
    1. 1. Definisi nabi
Nabi secara bahasa dari kata نَبَّـأ dan أَنْبَأ dengan hamzah yang berarti أَخْبَر mengabarkan. Nabi disebut nabi karena dia mengabarkan dari Allah atau karena dia diberi kabar oleh Allah, bisa jadi nabi dari kata نبَا tanpa hamzah yang berarti tinggi, nabi disebut nabi karena derajat dan kedudukannya tinggi.
Nabi secara istilah adalah seorang laki-laki merdeka di mana Allah mengabarkan syariat sebelumya kepadanya agar dia menyampaikan kepada orang-orang yang di sekitarnya dari kalangan pemilik syariat tersebut.
  1. 2. Definisi rasul
Rasul secara bahasa adalah orang yang mengikuti berita orang yang mengutusnya. Orang-orang Arab berkata, جَأَءَتِ الإبِلُ رَسَلاً yang berarti unta itu datang silih berganti. Rasul bisa digunakan untuk risalah, bisa pula untuk orang yang diutus.
Rasul secara istilah adalah laki-laki merdeka yang diutus oleh Allah dengan syariat dan Dia memerintahkannya untuk menyampaikannya kepada orang yang tidak mengetahui atau menyelisihinya dari kalangan orang-orang di mana dia diutus kepada mereka.
Bentuk jamak katanabi itu anbiya’ atau nabiyyun/nabiyyin.
  1. Rasul berasal dari rosala yang berarti mengutus, dan kata rasul artinya utusan.
  2. Baik nabi maupun rasul tidak ada yang dari wanita, Allah menentukan seperti itu karena tugas kenabian atau kerasulan sangatlah berat dan tidak terganggu oleh alasan biologis.
Antara nabi dan rasul
Kenabian lebih umum karena semua rasul adalah nabi tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Jadi orang yang bukan nabi bukan rasul, dengan kata lain, untuk bisa menjadi rasul dia harus menjadi nabi.
Rasul membawa risalah kepada orang yang tidak mengetahui agama dan syariat Allah atau kepada orang-orang yang merubah syariat dan agama untuk mengajar mereka dan mengembalikan mereka kepadanya sedangkan Nabi saw diutus dengan dakwah syariat sebelumnya.
Kenabian adalah pemberian Allah
Kenabian bukan derajat puncak yang bisa diraih dengan cara-cara dan latihan-latihan tertentu, manusia tidak mungkin mendapatkannya dengan usaha mereka karena ia bukan gelar yang mungkin diraih dengan jerih payah. Kenabian adalah derajat tinggi dan kedudukan mulia yang Allah berikan kepada orang yang Dia kehendaki. Orang yang Allah berkehendak memilihnya sebagai nabi telah disiapkan oleh Allah sedemikian rupa untuk memikul kenabian tersebut. Allah menjaganya dari setan dan melindunginya dari syirik serta menganugerahkan perilaku terpuji kepadanya.
Nama-nama Nabi dan Rasul
Allah SWT memang tidak menyebutkan jumlah nabi dan rasul dalam al-quran. Al-quran hanya menegaskan bahwa setoap umat diutus seorang rasul. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa nabi itu berjumlah 124.000 orang dan jumlah rasul 315 orang. Dan harus atau wajib diketahui nabi dan rasul ada 25 orang saja.
Dalam Al-quran secara rinci dijelaskan 25 nabi dan rasul, yaitu tersebut dalam 18 disebutkan dalam surah Al-An’am ayat 83-86, mereka adalah : Ibrahim as., I
Sifat-sifat Nabi dan Rasul Allah
-          Shidiq, yang berarti jujur. Nabi dan rasul itu selalu jujur, benar dalam perkataan dan perilakunya, dan tidak mungkin berbuat sebaliknya.
-          Amanah, artinya dapat dipercaya atau bertanggung jawab. Nabi dan rasul selalu dapat dipercaya dalam segala tindakannya, seperti memutuskan hukum, memutuskan perkara, menerima dan menyampaikan wahyu, dan tidak mungkin berbuat sebaliknya.
-          Tabligh, artinya menyampaikan. Nabi dan rasul selalu menyampaikan apa saja yang didapat dari Allah kepada umat manusia apa adanya, dan tidak mungkin ditambah atau dikurangi.
-          Fatanah, artinya cerdas atau pandai. Semua nabi dan rasul itu cerdas dan selalu mampu berpikir jernih sehingga mampu mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya. Dan tidak mungkin sebaliknya.
shaq as., Ya’qub., Nuh as., daud., Sulaiman as., Ayyub as., Yusuf as., Musa as., Harun as., Zakaria as., Yahya as., Isa as., Ilyas as., isma’il as., Ilyas as., Yunus as., Luth as.. sedangkan tujuh nama rasul lainnya disebutkan dalam ayat-ayat, mereka adalah : Nabi Adam as., Nabi Idris as., Nabi Hud as., Nabi Shaleh as., Nabi Sy’aib as., Nabi Dzulkifli as., dan Nabi Muhammad saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar