Materi kimia kelas xi
KIMIA
Termokimia
Pengertian Termokimia
Bagian
dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan
larutan.
Termokimia
merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang dapat diperoleh dari
reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar untuk
pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus bahasan dalam
termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah
tertentu pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi.
Termokimia
merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang
membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.
Untuk
memahami termokimia perlu dibahas tentang:
(a)
Sistem, lingkungan, dan alam semesta.
(b)
Energi yang dimiliki setiap zat.
(c)
Hukum kekekalan energi.
Pengertian
Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Perubahan
entalpi (ΔH) positif menunjukkan bahwa dalam perubahan terdapat penyerapan
kalor atau pelepasan kalor.
Reaksi
kimia yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm,
sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem
akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi
pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi
produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan
entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:
ΔH
= Hp- Hr > 0 (13 )
Sebaliknya,
pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan
berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan
sebagai berikut:
ΔH
= Hp- Hr < 0 ( 14 )
Entalpi dan Perubahan Entalpi
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan
didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan.
Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekulmolekul dalam zat
bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi
(H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk
atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis
H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s).
Perhatikan
lampu spiritus, jumlah panas atau energi yang dikandung oleh spiritus pada
tekanan tetap disebut entalpi spiritus. Entalpi tergolong sifat eksternal,
yakni sifat yang bergantung pada jumlah mol zat. Bahan bakar fosil seperti
minyak bumi, batubara mempunyai isi panas atau entalpi.
Entalpi
(H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang
dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi
yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ”
perubahan entalpi (ΔH) ” . Misalnya pada perubahan es
menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut:
Δ
H = H H20 (l) -H H20 (s) (7)
Marilah
kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energi kimia
yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas dan
energi mekanik untuk menggerakkan motor.
Demikian
juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia
diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin
dan reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga
menggerakkan roda motor.
Harga
entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem.
Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es
menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi
air lebih besar dari pada entalpi es.
Termokimia
merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang
menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi.
Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi
hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.
Pada
reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH
positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih
kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor
reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang
khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor
pelarutan dan sebagainya.
Suatu
reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian
yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Perhatikan suatu
reaksi yang berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (ΔV =
0), maka sistem tidak melakukan kerja, w = 0. Jika kalor reaksi pada volume
tetap dinyatakan dengan qv , maka persamaan hukum I termodinamika dapat
ditulis:
ΔU
= qv + 0 = qv = q reaksi (8)
q
reaksi disebut sebagai kalor reaksi. Hal ini berarti bahwa semua
perubahan energi yang menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor. Misal: suatu
reaksi eksoterm mempunyai perubahan energi dalam sebesar 100 kJ. Jika reaksi
itu berlangsung dengan volume tetap, maka jumlah kalor yang dibebaskan adalah
100 kJ.
Kebanyakan
reaksi kimia berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap (tekanan
atmosfir). Maka sistem mungkin melakukan atau menerima kerja tekanan – volume,
w = 0). Oleh karena itu kalor reaksi pada tekanan tetap dinyatakan dengan qp ,
maka hukum I termodinamika dapat ditulis sebagai berikut:
ΔU
= qp + w atau qp = ΔU – w = q reaksi (9)
Untuk
menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap, para ahli
mendefinisikan suatu besaran termodinamika yaitu entalpi (heat content)
dengan lambang “H”
Entalpi
didefinisikan sebagai jumlah energi dalam dengan perkalian tekanan dan volume
sistem, yang dapat dinyatakan:
H
= U + P V (10)
Reaksi
kimia termasuk proses isotermal, dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor
reaksi dapat dinyatakan sebagai:
qp
= Δ H (11)
Jadi,
kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi.
Oleh karena sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan tetap, yaitu tekanan
atmosfir, maka kalor reaksi selalu dinyatakan sebagai perubahan entalpi (ΔH).
Akibatnya,
kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi, dan perubahan entalpi
reaksi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh keadaan awal (reaktan)
dan keadaan akhir (produk).
q
= ΔH reaksi = Hp-Hr (12)
contoh:
Suatu reaksi berlangsung pada volume
tetap disertai penyerapan kalor sebanyak 200 kJ. Tentukan nilai Δ
U , Δ H, q dan w reaksi itu
Jawab:
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.
Sistem menyerap kalor sebanyak 200 kJ , berarti q = + 200 kJ
Reaksi berlangsung pada volume tetap , maka w = 0 kJ.
ΔU = q + w
= + 200 kJ + 0 kJ =
200 kJ Δ H = q = + 200 kJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar